Daftar Online Passport Gagal? Ternyata Ini Penyebabnya….

Pertama kali saya buat passport itu tahun 2012 di Padang. Berhubung sekarang passport saya sudah expired Agustus 2017 lalu, saya mulai menyiapkan persiapan untuk pembuatan passport baru. Kali ini saya berencana mengurus ulang di Jakarta. Jauh kalau ke Padang….ongkosnya aja udah bisa bikin beberapa passport, haha. Buat para perantau, gak usah jauh-jauh kedaerah asal buat ngurus passport, bisa dimana saja.

Mulai tahun 2017 awal, pembuatan passport di Jakarta diharuskan untuk mendaftar antrian secara online. Namun masih ada beberapa kantor imigrasi cabang pembantu yang masih menerima walk-in process. Lokasi terdekat dari tempat kos saya adalah kantor imigrasi tingkat I jakarta selatan dan tidak menerima walk-in, semua pendaftaran diharuskan secara online.

Awalnya saya mulai mendaftar online bulan September 2017, saya sudah pilih tanggal, namun karena urusan pekerjaan, saya tidak bisa datang dan bisa dinyatakan hangus. Bulan December 2017, saya coba lagi melakukan pendaftaran antrian secara online, namun semua tanggal putih semua, gak ada yang hitam. Awalnya saya pikir ini karena sudah full book, tapi kok aneh, full book sampai tahun 2018, gak ada yang hitam tanggalnya, haha. Saya search di internet, menurut beberapa sumber, dikarenakan website maupun aplikasi pendaftaran sedang bermasalah. Masa sekelas pemerintahan menangani website error bakal lama, mikirnya kan gitu, kemudian saya  tetap mencoba mendaftar setiap hari, namun tetap tidak berhasil.

Jadi kesel setiap hari nyoba namun tidak berhasil, kemudian saya memutuskan untuk datang langsung ke kantor imigrasi tingkat I jakarta selatan. Sesampainya disana, saya langsung menghampiri petugas Security dan beliau mengajukan pertanyaan apakah saya daftar pasport baru atau perpanjang. Namun saya langsung menanyakan tentang pendaftaran online yang selalu gagal. Ternyata ya Allah, kata beliau kalau mau daftar online harus pada jam 8-9 pagi pada hari Senin- Jumat saudara-saudara. Itupun hanya dibuka untuk 50 pendaftar saja, dicatet!!! kalau lebih dari itu, akan muncul tanggal putih semua, seperti yang sebelumnya. Jadi meski daftarnya masih dalam rentang waktu jam 8-9 pagi, namun sudah ada 50 orng yang daftar, maka tampilannya langsung putih. Jadi harus cepet-cepetan.

Sangat disayangkan hal ini tidak diketahui banyak orang, kan kasian orang bingung sendiri kenapa gak bisa daftar online. Parahnya lagi, tidak ada pengumuman resmi. Jadi kalau tidak datang langsung, ya gak akan tau.

Satu hal lagi, ternyata buat yang sudah pernah punya passport, proses yang harus dilakukan adalah dengan melakukan perpanjangan dan bukan membuat baru. Karena denger pengalaman dari beberapa teman, meski passport mereka sudah expired, mereka mengajukan pembuatan baru tanpa melampirkan passport lama dan bisa-bisa aja. Namun sekarang, gak bisa. Harus tetep bawa passport lama ya temen-temen. gak perlu isi form pendaftaran lagi. Cukup bawa Passport lama, KTP asli dan fotocopy KTP  bolak-balik. Kalau buat yang masih ngotot melakukan pengajuan pembuatan baru, akan dinyatakan sebagai upaya pemalsuan data atau apalah itu namanya.

KONTROVERSI MISS INDONESIA 2017, DAERAH YANG DIWAKILI MERASA TIDAK TERWAKILI…

Sebagai penikmat ajang kecantikan, baru kali ini saya baca berita  dan menemui kasus bahwa ternyata peserta beauty pageant di Indonesia bisa mengajukan diri untuk mewakili provinsi atau daerah tertentu, tanpa harus berasal atau merupakan puteri asli daerah tersebut.

Issue ini mencuat setelah dilaksanakannya salah satu ajang kecantikan bergengsi di Indonesia, yaitu Miss Indonesia 2017. Ajang beauty pageant ini mencari kandidate yang  bisa mewakili kata dari MISS itu sendiri, yakni Manners, Impressive, Smart dan Social. Dalam hal ini terpilihlah Achintya Holte Nilsen  sebagai pemenang Miss Indonesia 2017, yang mana notabenenya dia mengajukan diri sebagai perwakilan dari  NTB.

Namun setelah berita kemenangan Tya mencuat, pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Ketua Aliansi Pemuda NTB di Jakarta, Dian Sandi Utomo menegaskan bahwa Achintya Holte Nilsen  bukanlah perwakilan dari NTB. Bahkan tidak pernah tinggal atau berasal dari NTB sebagaimana yang dipersyaratkan kepada setiap peserta. Tya sendiri merupakan  siswi kelas 3 SMA yang merupakan anak blasteran Bali-Norwegia. Ayahnya adalahTerje Holte Nilsen (Norwegia), sedangkan ibunya Ni Nyoman Parvati yang merupakan orang Bali asli. Jadi tidak ada embel2 NTB yang melekat sedikitpun , namun mencalonkan diri menjadi perwakilan NTB. Alhasil siswi blasteran Bali-Norwegia ini akan mewakili Indonesia pada ajang Miss World di China pada Desember mendatang.

Bentuk dari tidak diakuinya Achintya Holte Nilsen oleh pemerintah NTB sendiri bisa saya maklumi, karena mereka tidak merasa terwakili. Apalagi saat ini NTB sedang fokus2-a mengembangkan “wisata halal dan friendly tourism“. Tentunya mereka mengharapkan perwakilan dari NTB dapat membawa visi tersebut . Namun Ternyata Achintya Holte Nilsen membawa visi yang berbeda dari yang diharapkan oleh Pemprov NTB, yaitu seperti yang bisa dibaca pada profile Tya pada Missindonesia fanpage:

                                                                                                                                                                                                                                                                                    Dapat dilihat bahwa visi yang dibawa oleh Achintya Holte Nilsen adalah climate change, ketidakadilan sosial dan “sustainable tourism”. Wajar pihak Pemprov NTB merasa tidak terwakili aspirasi-a.

Hal yang menarik yang saya temui setelah surfing di instagram Missindonesia adalah, sepertinya hal ini juga terjadi pada perwakilan dari Sumatera Barat. Saya sangat tertarik siapa yang mewakili provinsi saya dan saat saya lihat photo peserta dari SUMBAR, terasa janggal,haha. Insting saya bilang dia bukan asli Minang dan ternyata benar adanya ternyata bukan saya doang yang mikir begitu. Orang2 Minang lainnya berkomentar dan berpikir sama. I’m personally, sangat berterimakasih atas inisiatif dan usaha dari Immaculata Nella, atau lebih sering disapa Nella untuk mewakili provinsi kami dan saya tentunya mensupport dan vote dia.

Dari beberapa komen yang saya liat pada profile Nella, ternyata Nella merupakan adik dari Roberta Early Shandi Ratio, yaitu finalis Miss Indonesia 2014, which is perwakilan Sulawesi Utara. Jadi dlu ka2knya Nella mewakili SULUT, sekarang giliran Nella mewakili SUMBAR. hmmmm….Interesting!!!

Hal yang lebih menarik lagi, saat akun yang mengatasnamakan @tyaneilsen which is pemenang Miss Indonesia 2017 memberikan komentar yang sangat sesuai juga dengan kondisi peserta perwakilan NTB tersebut. Ternyata memang selama karantina Tya dan Nella sangat dekat….seperti yang diungkapkannya dalam salah satu wawancara:

Dari hasil konfirmasi terhadap yayasan puteri Indonesia, memang dari awal pihak penyelenggara acara sudah tau dan membenarkan ternyata dalam proses awal, siapapun diperbolehkan mewakili provinsi lain. Apalagi jika ternyata provinsi tersebut tidak ada yang mewakili dan slot kosong inilah yang bisa dipake oleh kandidat lain untuk mewakili daerah tersebut. Jadi tidak ada keharusan mesti lahir, besar , ataupun KTP-a dari provinsi yang bersangkutan.

Namun, menurut saya, siapapun pesertanya, kalau mengajukan diri untuk mempresentasikan daerah lain, setidaknya benar-benar mempelajari daerah tersebut, contact2 pemerintah daerahnya, tanya core value apa yang provinsi tersebut ingin tonjolkan, dan minta juga support dari pemerintah setempat. Dengan begitu, hal2 seperti ini tidak akan terulang lagi. Sehingga sama2 enak gitu dan sesuai dengan motto Miss Indonesia sendiri yaitu Manners, Impressive, Smart dan Social  benar2 tercermin dari pemenangnya…eh! Anyway….Congrats  Achintya Holte Nilsen, semoga menang Miss World 2017…Aamiin